Generasi Gula

generasi gula

Modernis.co, Belang Kejeren – Setelah selesai beraktivitas seharian saya menyempatkan diri mampir ke sebuah toko untuk membeli minuman penyembuh dahaga, cuaca yang cukup panas beberapa hari terakhir membuat kerongkongan cepat sekali kering, sebotol minuman dingin sepertinya bisa memberikan kesegaran.

Saat masuk ke toko saya berdiri cukup lama di depan kulkas minuman, selain melihat harga yang ditawarkan, saya juga melihat kandungan gula setiap minumannya dan memilih minuman yang kandungan gulanya yang tidak terlalu tinggi.

Beberapa orang dibelakang saya tanpa pikir panjang langsung mengambil minuman dengan mudahnya, bahkan ada anak kecil juga yang sepertinya sudah cukup hafal dengan letak minuman yang mungkin saja biasa dia konsumsi sehingga dengan mudah dia menemukannya dan langsung memasukkan keranjang belanjaanya yang di dalamnya sudah terdapat beberapa cemilan lainnya.

Di pikiran saya saat itu adalah ternyata minuman/makanan manis memiliki penikmat yang cukup banyak. Tak bisa dipungkiri sehari-hari memang kita tidak bisa lepas dari yang namanya gula. Semua olahan makanan maupun minuman manis memang cukup menggiurkan. Apalagi saat lelah atau stress makanan/minuman manis menjadi pilihan yang cukup menarik untuk bisa menaikan mood kembali.

Selain sumber energi, makanan/minuman manis memang bisa menjadi pengusir rasa penat dan stress karena makanan/minuman manis bisa menimbulkan rasa bahagia setelah mengonsumsinya.

Namun, tanpa disadari sesorang itu kadang-kadang tidak bisa mengontrol sendiri konsumsi makanan/minuman manis setiap harinya, sehingga itu menjadi sebuah candu, dikonsumsi terus menerus tanpa memperhatikan lagi batasan konsumsinya, dan menjadi sebuah gaya hidup generasi sekarang yang tak pernah lepas dari namanya gula.

Contoh lainnya bisa kita perhatikan di tempat tongkrongan anak-anak muda zaman sekarang rata-rata makanan/minuman yang ditawarkan identik dengan rasa manis dan memang makanan/minuman manis itulah yang paling banyak peminatnya.

Makanan/minuman yang tinggi gula biasanya rendah protein dan serat sehingga tubuh akan membakar gula dengan cepat sehingga cepat menimbulkan rasa lapar kembali. Konsumsi gula yang berlebihan bisa menimbulkan masalah kesehatan seperti memicu kenaikan berat badan hingga berisiko obesitas. Selain obesitas, masalah kesehatan lainnya yang mengintai adalah diabetes melitus. Setiap tahunnya penderita obesitas dan diabetes selalu mengalami tren kenaikan.

Berdasarkan hasil Riskesdas ada tren kenaikan prevalensi Diabetes Melitus dimana pada tahun 2013 prevalensi diabetes 6,9% menjadi 8,5% pada tahun 2018. Selain diabetes melitus, prevalensi obesitas juga mengalami tren kenaikan dari 14,8% pada tahun 2013 menjadi 21,8%.

Indonesia menduduki peringkat ke lima dengan kasus diabetes melitus tertinggi di dunia. Diabetes menyerang atau mengancam semua kalangan tanpa pandang bulu siapa saja bisa terserang diabetes baik itu anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua.

Salah satu penyebab meningkatnya kasus-kasus ini adalah gaya hidup yang kurang sehat, kebiasaan mengonsumsi makanan/minuman manis, konsumsi makanan tinggi lemak, dan kurang aktivitass fisik. Sudah saatnya kita peduli terhadap tubuh kita terhadap segala kemungkinan penyakit yang bisa saja menyerang.

Menerapkan Pola Hidup Sehat

Perlu diingat bahwa tubuh manusia itu tidak hanya memerlukan gula saja dalam menjalankan perannya. Tidak ada satu jenis makanan yang mengandung semua zat gizi lengkap yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjamin kesehatan. Oleh karena itu, tubuh kita membutuhkan sumber makanan lainnya untuk memenuhi kebutuhannya, sesuai dengan prinsip pertama gizi seimbang yaitu mengonsumsi aneka ragam pangan secara seimbang jumlah dan porsinya.

Untuk kebutuhan gula dalam sehari, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberikan rekomendasi asupan gula per hari yakni 10% dari total energi (200 kkal). Angka ini setara dengan 4 sendok makan perhari (50 gram/orang/hari).

Membaca Label Informasi Gizi

Ketika akan membeli suatu makanan/minuman selain melihat harga coba sempatkan sebentar membaca label pada kemasan produk. Pada label sudah tercantum tentang keterangan isi, kandungan zat gizi, kalori, tanggal kadaluarsa dan informasi lainnya yang memudahkan konsumen untuk menentukan pemilihan suatu produk makanan/minuman.

Memantau Berat Badan

Pemantauan berat badan merupakan hal yang penting karena ketika ada penyimpangan berat badan dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penangganan yang lebih cepat. Selain itu, cara lain untuk mengetahui apakah seseorang itu memiliki permasalahn dengan berat badan dapat dilakukan dengan mengukur lingkar perut, batas aman lingkar perut untuk perempuan 80 cm, dan laki-laki 90 cm. Lingkar perut yang lebih besar menandakan kelebihan lemak perut, kondisi ini berisko mengalami permasalah kesehatan terkait obesitas.

Kesehatan itu adalah investasi termahal, jadi mari sama-sama selalu menerapkan gaya hidup yang sehat demi terwujudnya derajat kesehatan setinggi-tingginya. Salam sehat !

Oleh: Putri Hastuti, S.Gz (Nutrisionis RSUMAK Gayo Lues)

Redaksi
Redaksi

Mari narasikan pikiran-pikiran anda via website kami!

Leave a Comment